
Balapan Liar, Gas Terus - Dulu ketika saya masih sekolah di Bekasi, hampir setiap malam saya turun ke jalan dan menonton balapan liar motor trek lurus yang marak dilakukan para anak muda. Dan bukan hanya menjadi penonton, motor pun saya relakan untuk di modifikasi demi kepuasan sesaat, agar melaju lebih kencang, uang orang tua pun dijadikan tumbal. Memang saya mengakui saat-saat itulah ke-ababilan saya sangat terlihat. Dan dalam tulisan ini saya akan khusus membicarakan tentang balapan liar motor yang pernah menjadi bagian dari hidup saya sebagai remaja ababil.
Sebenarnya bukan hanya di Bekasi yang marak dengan balapan liar, tetapi hampir di setiap kota di Indonesia yang biasanya jumlah anak muda atau remajanya tinggi, pasti ada saja motor yang saling menguji nyali dan menentukan seberapa cepat satu sama lain. Jakarta, Cirebon, bahkan sampai Palembang. Hanya bermodal nekat dan sorakan penonton, mereka pun menarik penuh gas motor demi mengalahkan pesaingnya
Korban pun juga sudah banyak yang berjatuhan, baik si pelaku atau bahkan pengguna jalan lain yang tidak bersalah. Sepanjang pengalaman saya yang pernah terlibat di dalam dunia balap liar itu sendiri, umumnya para joki (pengendara motor balapan liar) jarang menggunakan perangkat keselamatan berkendara. Dan tentu saja sangat membahayakan nyawa. Seingat saya sudah ada 3 teman saya yang tewas saat menjalani hobi nekat tersebut.
![]() |
Smash Pesakitan |
Tunggangan atau motor yang digunakan pun terbilang memakan biaya yang tidak bisa dibilang murah, mulai dari jutaan sampai belasan rupiah, bahkan sudah melewati nominal dari harga motor baru. Saya pun pernah rela merengek-rengek dan merajuk ke Ayah saya demi mendapatkan uang untuk memodifikasi motor Smash kesayangan saya, agar melaju lebih cepat.
Sebenarnya di dunia balapan liar itu sendiri para pelaku yang bermain didalamnya bisa dibedakan. Yaitu, para pemabalap liar senior atau kawakan dengan para pembalap liar yang coba-coba. Pembalap liar senior bukan berarti harus berumur tua, tetapi dia sudah lama terjun ke dalam dunia balapan liar, motor yang digunakan pun sudah benar-benar full custom, mereka juga sangat memilih-milih lokasi yang cocok untuik digunakan, bisa dilihat dari seberapa baik jalanan, seberapa sepi pengguna jalan dan seberapa siap motor yang digunakan. Sedangakan pembalap liar coba-coba, benar-benar mengandalkan nekat, mereka tidak peduli walaupun jalan masih dalam keadaan ramai dan motor yang digunakan masih standar atau hanya mengalami sedikit oprek.
Beberapa teman saya bahkan ada yang menggantungkan hidupnya dari balapan liar atau minimal menikmati uang hasil komisi hasil taruhan sebagai joki. Biasanya sang joki mendapat 10 persen dari total uang taruhan. Atau ada pula yang mengambil keuntungan sebagai calo, para calo biasanya berkeliling mencari lawan untuk tim yang menggunakan jasanya dan bila tim yang menggunakan jasa calo tersebut menang, maka sang calo mendapatkan komisi.
Saya masih sedikit mengingat beberapa istilah yang paling sering digunakan dalam balapan liar. Sebenarnya masih banyak yang lain, tapi berhubung hanya ini yang saya ingat, ya saya tulis saja.
- Ayam : Julukan yang diberikan bagi pengendara yang motornya lambat.
- Panjer : Uang muka yttaruhan yang biasanya berjumlah setengah dari total taruhan.
- Seher : Nama lain dari Piston.
- Joki : Orang yang mengendarai motor yang dijadikan balapan
- Pinggiran : Uang taruhan diluar taruhan pokok, biasanya dilakukan antar pendukung yang satu dengan yang lain.
Well, sebenarnya tidak ada yang salah apabila kita menekuni hobi yang kita sukai. Tetapi bila hobi tersebut membahayakan orang lain atau malah membahayakan diri sendiri, mungkin masih harus menjadi pertimbangan. Kalau memang hobi balapan, kan bisa berkontribusi dengan balapan resmi. Toh, di Indonesia sendiri sudah sering diselenggarakan kejuaraan balapan resmi. Saya sendiri merasa sangat kapok bila harus terjun kembali dunia balapan liar, selain membahayakan nyawa, juga menguras kantong orang tua. Balapan liar, gas terus ?.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar